Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut
masyarakat untuk mengikutinya baik secara disadari maupun tidak. Perkembangan
zaman, khususnya dalam bidang teknologi sudah tidak dapat dibendung lagi, dapat
dilihat dengan semakin maraknya produk-produk hasil teknologi seperti komputer,
smartphone, laptop, tablet, dan lain-lain. Teknologi tentunya sudah bukan hal
yang asing lagi bagi masyarakat, karena teknologi sudah menjadi bagian dari
keseharian masyarakat, masyarakat sudah sangat dimanjakan dengan manfaat
teknologi yang sangat beragam untuk menjalankan aktivitasnya. Walaupun manfaat
teknologi sendiri terkadang menimbulkan dampak negative bagi penggunanya,
ditambah lagi dengan sangat mudahnya menggunakan teknologi yang saat ini ada,
tanpa memperhatikan siapa saja penggunanya dan
apa saja dampak yang akan ditimbulkan nantinya.
Manfaat teknologi yang sangat beragam membuat hampir
seluruh aktivitas manusia selalu bersinggungan dengan teknologi, seperti
baru-baru ini berita bahwa pemerintah akan mengganti buku teks dengan tablet
dalam dunia pendidikan di Indonesia sedang banyak diperbincangkan. Kebijakan
yang dicetuskan pertama kali oleh Anies Baswedan ini, tentunya masih memikirkan
apa saja hal-hal yang perlu dibenahi sebelum kebijakan ini benar-benar akan
diterapkan, karena masih banyak permasalahan-permasalahan pendidikan di
Indonesia lainnya yang harus dibenahi. Sehingga apabila kebijakan ini
benar-benar diterapkan dapat meminimalisasikan terjadinya permasalah di
lapangan.
Tujuan kebijakan pemerintah ini tentunya bukan tanpa
alasan, Pendidikan di Indonesia yang dilihat kurang merata antara pendidikan di
kota besar dan kota kecil, membuat pemerintah mencari jalan keluar untuk
masalah tersebut, dan salah satunya adalah dengan menggganti tablet untuk
siswa. Selain itu, para pelajar di kota kecil dilihat jarang yang mengerti
tentang teknologi, penggunaan teknologi lebih banyak digunakan oleh para siswa
yang berada di kota kecil. Sehingga pemerintah berusaha menyetarakan ini, dan
para siswa di kota kecil bisa memanfaatkan teknologi yang ada di masa kini.
Selain alasan-alasan di atas, pergantian pemerintahan baru di Indonesia
merupakan salah satu alasan munculnya kebijakan ini.
Definisi Tablet
PC Tablet atau yang biasa diringkas dengan sebutan
tablet adalah suatu portable komputer lengkap yang seluruhnya berupa layar
sentuh datar. Ciri utama yang paling menonjol pada sebuah tablet adalah
penggunaan layar sebagai peranti masukan yang menggunakan ujung jari tangan,
stilus, maupun pena digital. Selain itu, ukuran tablet relatif lebih kecil jika
dibandingkan dengan komputer pc atau laptop. Selain menggunakan layar sentuh
tablet juga bisa dioperasikan dengan menggunakan keyboard dan mouse bongkar
pasang seperti halnya dengan komputer biasa. Penggunaan alat tambahan ini
tentunya harus didukung oleh tablet yang digunakan dan hanya beberapa jenis
tablet yang mendukung alat tambahan ini. (www.tablet-bb.blogspot.com,2014)
Elisa Grey disebut sebagai penemu perangkat yang
kini disebut PC Tablet. Perangkat yang dibuat oleh Elisa ini berguna untuk
mengenali tulisan tangan. Namun alat itu bukan disebut sebagai PC Tablet tetapi
Teleautograph.
Pada tahun 1945 Veenear Bush mengembangkan penemuan
Elisa dengan perangkat yang diberi nama memex. Namun alat ini begitu besar
sebesar meja. Alat ini berfungsi untuk merekam tulisan dan gambar.
Mulai tahun 1950 berbagai produsen mulai
mengembangkan konsep ini dan hasilnya adalah perangkat tambahan pengenal
tulisan. Jadi pada saat itu adalah penemuan pena stylush yang melengkapi komputer. Lambat laun konsep-konsep semacam
ini dikembangkan lagi oleh Bill Gates tepatnya di era tahun 2000-an hingga
hasilnya adalah gadget yang disebut PC tablet atau biasa disingkat tablet.
(Bila Si Kecil Bermain Gadget, hlm. 10-11)
Tablet Untuk Siswa
Dunia
pendidikan Indonesia, khususnya pendidikan dasar dan menengah tengah
mendapatkan kabar baru, bukan soal pergantian kurikulum, melainkan akan
digantinya buku teks atau buku pelajaran dengan tablet. Beragamnya manfaat
tablet, membuat seluruh aktivitas manusia selalu bersinggungan dengan produk
teknologi yang satu ini. Bagi sebagian orang tablet sudah menjadi sebuah
kebutuhan, karena sangat menunjang pekerjaannya.
Atas
dasar itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan
mengeluarkan kebijakan baru mengenai penggantian buku teks dengan tablet
melalui program e-sabak. Menurut Anies, nama sabak merupakan alat yang sering
digunakan oleh orang tua zaman dahulu, yakni media berupa papan yang kemudian
dituliskan dengan kapur. Saat ini perangkat sabak terakomodasi pada perangkat
mobile jenis tablet.
Ide
mengubah buku dengan tablet bergulir dengan mempertimbangkan aktivitas belajar
mengajar di Indonesia yang tergolong tinggi. Mendikbud, Anies Baswedan
membeberkan saat ini setidaknya ada 208.000 sekolah di wilayah Indonesia.
Setiap harinya, aktivitas ini melibatkan 50 juta anak didik dan 3 juta guru.
Anies menyebutkan peralihan buku ini secara detail yaitu mengubah buku
pelajaran yang berbasis fisik menjadi buku elektronik atau e-book. Fungsi itu
bisa diakomodasi oleh tablet atau perangkat elektronik lainnya. ( www.fokus.news.viva.co.id ,
2015)
Kebijakan pemerintah mengenai
penggantian buku teks ke tablet ini tentu sudah mempertimbangkan banyak hal,
karena kebijakan ini pasti akan menimbulkan dampak, baik itu dampak positif
maupun dampak negatif bagi siswa yang menggunakan. Sebelum kebijakan ini diterapkan,
pemerintah tentu sudah memiki strategi-strategi yang nantinya akan dijalankan
untuk menghilangkan dampak negatif tersebut. Sehingga tujuan awal dibentuknya
kebijakan ini akan tercapai.
Saat ini sejumlah sekolah di Depok
sudah mulai menerapkan teknologi jenis tablet dalam kegiatan belajar mengajar.
Siswa Sekolah Dasar (SD) di Depok saat ini sudah banyak yang memiliki tablet,
namun kebanyakan dari mereka menggunakannya untuk bermain games. Sehingga
dengan adanya kebijakan ini, diharapkan dapat mengalihkan minat mereka yang
tadinya tablet hanya untuk bermain games bisa digunakan untuk belajar.
Dalam menerapkan kebijakan ini,
pemerintah tidak akan memberikan tablet kepada siswa secara cuma-cuma atau
gratis, karena apabila pemerintah memberikannya secara gratis maka rasa
tanggung jawab siswa akan berbeda. Siswa akan diwajibkan untuk membeli tablet
tersebut secara pribadi, sehingga akan lebih menjaga. Namun bagaimana sistem
pembayarannya belum dijelaskan, apakah siswa harus membayar setengah atau ada perbedaan
harga bagi siswa yang mampu dan yang tidak mampu tergantung pemerintah
setempat. Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, agar
apabila nantinya diterapkan dapat diterapkan secara adil. (www.teknologi.news.viva.co.id, 2015)
Nantinya, program ini akan
diprioritaskan untuk siswa yang berada di daerah 3T (terdepan, terluar, dan
tertinggal) agar bisa mendapatkan kualitas pengetahuan dan informasi yang sama
dengan mereka yang berada di perkotaan. Belum ada kabar pasti kapan program ini
akan mulai digalakkan. Namun, sekali lagi, faktor infrastruktur adalah halangan
terbesar bagi program ini, seperti ketersediaan listrik di sekolah-sekolah
pedalaman. (www.techinasia.com, 2015)
Salah
satu di antara fungsi tablet PC yang paling menjanjikan dalam dunia pendidikan
saat ini adalah menerapkannya pada pendidikan anak-anak cacat. Layar sentuh
tablet telah terbukti menarik bagi anak-anak, karena memberikan kepuasan
instan, kontrol yang lebih, dan kebebasan. Hal yang sama juga terbukti dengan
anak-anak dengan keterbatasan fisik tertentu. Anak-anak yang memiliki
keterampilan motoric terbatas menemukan layar sentuh lebih mudah untuk
digunakan daripada desktop PC yang
memerlukan penggunaan mouse. Untuk
siswa dengan gangguan penglihatan, layar yang tajam dan terang akan membuat
lebih mudah bagi mereka untuk membacanya. Dan laporan positif terakhir mengenai
fungsi tablet PC menunjukan bahwa siswa yang menghadapi soal matematika
menyukai memecahkan masalah melalui tablet PC karena lebih mneyenangkan
daripada bekerja dengan buku pelajaran. (www.b02-tech.blogspot.com,
2012)
SABAK
adalah sistem aplikasi belajar kreatif atau tablet pintar untuk pelajar tingkat
SD (Sekolah Dasar) dam sederajat yang dikeluarkan oleh PT Permata Equator Media
melalui OTRANS Media Edukasi pada tahun 2012 lalu. Tablet pintar ini diyakini
akan memudahkan para guru dalam mengakses berbagai konten pendidikan. E-book
paket, LKS (Lembar Kerja Siswa), penilaian, laporan hasil belajar, game
edukasi, serta materi belajar interaktif dan aneka fitur pendidikan sudah
disematkan.
Dimensi
Sosiologis Konteks
Kebijakan pemerintah yang akan mengganti buku teks
dengan e-sabak, tentu sudah mempertimbangkan banyak hal. Pergantian
pemerintahan baru di Indonesia merupakan salah satu alasan mengapa kebijakan
ini muncul, pemerintahan saat ini memiliki pemikiran yang berbeda dengan
pemerintahan sebelumnya. Saat ini pendidikan di Indonesia lebih condong ke
dalam pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengembangkan
pendidikan.
Dalam Renstra (Rencana Strategi) Depdiknas
(Depaertemen Pendidikan Nasional) 2005 – 2009 dinyatakan peran strategis TIK
untuk pilar pertama, yaitu perluasan dan pemerataan akses pendidikan,
diprioritaskan sebagai media pembelajaran jarak jauh. Sedangkan untuk pilar
kedua, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, peran TIK diprioritaskan
untuk penerapan
dalam pendidikan/proses pembelajaran. Terakhir, untuk penguatan
tata kelola, akuntabilitas dan citra publik, peran TIK diprioritaskan
untuk sistem
informasi manajemen secara terintegrasi. (www.teknologikinerja.wordpress.com,2010)
Penerapan kebijakan ini direncanakan akan lebih
dikhususkan untuk para pelajar di 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal),
alasan pemerintah lebih mengkhususkan kebijakan ini untuk pelajar 3T karena ini
merupakan salah satu inisiatif Mendikbud Anies Baswedan dalam bidang
pendidikan, yaitu dengan mengirimkan para pengajar muda untuk mengajar di
sekolah-sekolah di desa terpencil di penjuru negeri. Sehingga dengan melihat
pengalaman sebelumnya, Anies Baswedan ingin memberikan sarana dan prasarana
yang lebih baik.
Apabila kebijakan ini akan diterapkan khusus untuk
pelajar daerah 3T, lalu bagaimana dengan para pelajar di kota besar yang sudah
terlanjur meggunakan tablet? Untuk pelajar di kota besar yang sudah terlajur
menggunakan tablet lebih baik terus dimanfaatkan, hanya saja perlu pengawasan
dari pihak-pihak terkait, seperti orang tua,
guru, dan lain-lain. Sehingga antara pelajar di kota besar maupun kota kecil
sama-sama bisa memanfaatkan teknologi masa kini. Selain itu, pendidikan di
Indonesia juga bisa merata.
Penggunaan ICT (Information Communication and
Technology) dalam proses pembelajaran dan pendidikan dapat memperlancar atau
menghambat dinamika para siswa dalam ruang kelas. Penggunaan ICT oleh peserta
didik perlu diarahkan oleh guru, sehingga proses dan tujuan pembelajaran dan
pendidikan dapat dicapai seperti yang diharapkan. Demikian pula dengan dinamika
proses dan pencapaian dalam proses pembelajaran dan pendidikan harus
dikonstruksi oleh guru. (Pengantar Sosiologi Pendidikan, hlm. 121)
Dimensi Sosiologis Aktivitas
Dalam penerapannya, pemerintah nantinya akan bekerja
sama dengan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), yaitu Rudiantara.
Menkominfo sendiri sudah memikirkan konsep-konsep yang akan di buat nantinya.
Menkominfo sudah memikirkan konsep tablet yang cocok digunakan siswa maupun
guru. Selain bekerja sama dengan Kemenkominfo, Kemendikbud juga bekerja sama
dengan Kementrian Pariwisata dan PT Telkom untuk memfasilitasi jaringan yang
ada di daerah-daerah terpencil.
Mengingat fase elektronik ini untuk kepentingan
pendidikan, Menkominfo sudah mengatasi konten-konten yang membahayakan siswa
sekolah, Menkominfo sudah memblokir situs yang tidak boleh diakses masyarakat
dengan pertimbangan, kepribadian, keamanan, dan lainnya. Menkominfo sendiri
sudah menyiapkan white list. White list
ditujukan untuk dunia pendidikan. Sebenarnya konsep seperti ini (white list) berasal dari pesantren, tapi
white list ditujukan untuk
sekolah-sekolah yang sudah bersih dari situs-situs yang tidak diperkenankan. (www.fokus.news.viva.co.id,
2015)
Dalam menerapkan
kebijakan ini, pemerintah tidak akan memberikan tablet kepada siswa secara
cuma-cuma atau gratis, karena apabila pemerintah memberikannya secara gratis
maka rasa tanggung jawab siswa akan berbeda. Siswa akan diwajibkan untuk
membeli tablet tersebut secara pribadi, sehingga akan lebih menjaga. Namun
bagaimana sistem pembayarannya belum dijelaskan, apakah siswa harus membayar
setengah atau ada perbedaan harga bagi siswa yang mampu dan yang tidak mampu
tergantung pemerintah setempat. Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi
pemerintah, agar apabila nantinya diterapkan dapat diterapkan secara adil.
(www.teknologi.news.viva.co.id, 2015)
Sebelum kebijakan ini diterapkan,
pemerintah harus mempersiapkannya secara matang dari infrastruktur yang akan
mendukungnya, dan harus memikirka dampak-dampak yang nantinya akan ditimbulkan.
Apabila terdapat dampak negative di dalamnya, maka pemerintah harus bisa
mencegah sebelumnya. Selain itu, pemerintah harus mengadakan pengawasan
terhadap penerapan kebijakan ini, pemerintah harus bisa memastikan tablet
tersebut bisa dimiliki siswa secara adil tanpa ada yang dirugikan. Pemerintah
juga harus terus mengevaluasi apakah penggunaan tablet dalam proses
pembelajaran berjalan efektif, karena apabila tidak pemerintah harus mencari
jalan keluarnya.
Dimensi Sosiologis
Pengetahuan
Penggunaan e-sabak dalam pendidikan diharapkan bisa
meningkatkan kualitas pendidikan. Selama ini dirasa terjadi ketimpangan
kualitas pendidikan antara sekolah-sekolah yang ada di kota besar dan kota,
sehingga dengan adanya e-sabak diharapkan akan mengatasi permasalahan tersebut.
Siswa yang ada di kota besar memang sangat mudah dan sudah terbiasa menggunakan
tablet dalam kesehariannya walaupun hanya sekedar untur bermain game, namun
berbeda dengan siswa atau anak-anak yang ada di kota kecil, mereka sangat asing
terhadap tablet, apabila ada yang biasa menggunakannya pasti hanya beberapa
saja. Sehingga dengan adanya e-sabak juga bisa mengenalkan tablet dan teknologi
pada umumnya kepada siswa di kota-kota kecil.
Untuk menjelaskan hal ini, teori konsensus
menghimpun konsep-konsep dalam pendekatan mereka mengenai kehidupan sosial
norma, nilai, sosialisasi, dan kebudayaan. Dimulai dari asumsi dasar bahwa
perilaku dan keyakinan disebabkan oleh sosialisasi ke dalam aturan-aturan khusus.
Anak-anak kota tumbuh dalam latar sosial yang di mana gaya hidup masyarakatnya
sangat diperhatikan, pengaruh kebudayan atau kebiasaan anak kota yang dengan
mudahnya dapat memperoleh tablet dan mengaksesnya dengan sangat mudah, membuat
anak kota lebih dulu mengenal tablet, dan bagi anak kota besar tablet merupakan
hal yang lumrah dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Sebaliknya, latar belakang anak di kota kecil yang
tumbuh di latar sosial yang tidak terlalu memperhatikan gaya hidup
masyarakatnya, sehingga anak kota kecil tidak terlalu mengenal bagaimana
tablet, dan hanya beberapa orang yang memilikinya. Selain karena tablet dirasa
bukan barang yang penting juga karena tidak mudah untuk mengaksesnya di daerah
terpencil. Sehingga ini merupakan salah satu analisis teori konsensus, karena
antara kota besar dan kota kecil memiliki kebudayaan atau latar sosial yang
berbeda. (Pengantar Teori-Teori Sosial, hlm. 11)
Dimensi Sosiologis Kualitas
Dalam menerapkan kebijakan ini pemerintah juga harus
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang nantinya akan berdampak pada
siswa dan guru sendiri. Sehingga pemerintah harus bisa mencegah hal-hal
negative yang akan timbul apabila kebijakan ini benar-benar akan di terapkan
pada siswa, karena apabila pemerintah hanya memikirkan kelebihan atau
manfaatnya saja, maka ini akan menimbulkan dampak buruk. Berikut merupakan
kelebihan penggunaan tablet atau e-sabak dalam pendidikan:
1.
Siswa di daerah
terpencil tidak gagap teknologi dan mampu menggunakan teknologi sesuai
perkembangan zaman.
2.
Lebih praktis,
karena apabila menggunakan e-sabak maka di dalamnya bisa memuat seluruh mata
pelajaran yang dibutuhkan dan tidak perlu membawa banyak buku teks.
3.
Menambah wawasan
siswa maupum guru, siswa dan guru yang sebelumnya belum paham atau mengerti
tentang tablet, dengan adanya kebijakan ini maka siswa dan guru dituntut untuk
bisa mengoperasikan tablet, sehingga ini menjadi wawasan baru bagi guru dan
siswa.
Kekurangna penggunaan tablet atau e-sabak dalam
pendidikan adalah, sebagai berikut:
1.
Kesehatan mata
siswa akan terganggu, kerja mata saat menggunakan gadget adalah memfokuskan
pada teks dengan smartphone atau tablet hal itu jika dibiarkan akan menyebabkan
sakit kepala dan tegang pada kelopak mata.
2.
Kesehatan tangan
terganggu, posisi tangan saat penggunaan layar touchscreen akan mempengaruhi
kesehatan tangan. Semakin lama pengguna menekuk tangan maka semakin rawan
pergelangan tangan cedera.
3.
Apabila terjadi
kerusakan, maka membutuhkan biaya perbaikan yang tidak murah atau sedikit.
4.
Tidak semua
siswa dan guru dapat mengoperasikannya, sehingga butuh pelatihan.
Daftar Pustaka:
Iswidharmanjaya, Derry.
2014. Bila Si Kecil Bermain Gadget:
Panduan bagi orang tua untuk me
mahami faktor-faktor penyebab anak kecanduan gadget. Yogyakarta: Bisakimia.
mahami faktor-faktor penyebab anak kecanduan gadget. Yogyakarta: Bisakimia.
Awaluddin, Pengertian Tablet dan Fungsi Umum Tablet.
2015. http://tabletbb.blogspot.com/2014/01/pengertian-tablet-dan-fungsinya.html,
diakses pada tanggal 27 April pukul
10:34.
10:34.
Ngaiz, Amal Nur, dkk. Buku diganti Tablet, Bumerang bagi
Pendidikan. 2015. http://fokus.news.viva.co.id/news/read/576681-buku-diganti-tablet-bumerang-bagi-pendidikan.
Diakses pada tanggal 23 April 2015 pukul 07.58.
Diakses pada tanggal 23 April 2015 pukul 07.58.
Alia, Siti Sarifah,
dkk. Menkominfo Tinjau Penggunaan Tablet
di Sekolah. 2015.
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/582540-menkominfo-tinjau-penggunaan-tablet-di-sekolah, Diakses pada tanggal 2 Mei 2015 pukul 18:55.
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/582540-menkominfo-tinjau-penggunaan-tablet-di-sekolah, Diakses pada tanggal 2 Mei 2015 pukul 18:55.
Husada, T.R. Kemendikbud umumkan
program e-Sabak, perangkat tablet pengganti buku
pelajaran siswa Indonesia. 2015. http://id.techinasia.com/kemendikbud-umumkanprogram-esabak-perangkat-tablet-pengganti-buku-pelajaran-siswa-indonesia/. Diakses
pada tanggal2 Mei 2015 19:35.
pelajaran siswa Indonesia. 2015. http://id.techinasia.com/kemendikbud-umumkanprogram-esabak-perangkat-tablet-pengganti-buku-pelajaran-siswa-indonesia/. Diakses
pada tanggal2 Mei 2015 19:35.
Kulo-Tech. Pemanfaatan Tablet Bagi Pendidikan. 2012.
http://b02tech.blogspot.com/2012/07/pemanfaatan-tablet-bagi-pendidikan.html,
diakses pada tanggal 2 Mei 2015 pukul 20:00.
Damsar.
2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Jones,
Pip. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta:
Yayayasan Pustaka Obor Indonesia
semoga kebijakan dari pemerintah tersebut juga diimbangi dengan fasilitas yang memadai juga,,,
BalasHapusharus dipertimbangkan juga dampak apa saja yang akan ditimbulkan..
BalasHapussemoga postingnya memberikan manfaat yang baik bagi yang membaca
BalasHapusAmiin, semoga bisa terus memberikan info yg lebih bermanfaat :)
HapusJackpotcity Casino Site - Lucky Club
BalasHapusJackpotcity Casino is a Microgaming-powered online casino that accepts US players. luckyclub.live We want to help you to enjoy your favourite casino games at JackpotCity.